PERLUNYA PEMILIH YANG RASIONALISTIS
Oleh : Putra Rizki Youlan Radhianto
Perang
politik didalam masyarakat Aceh sebentar lagi akan berakhir di tanggal 9 april
mendatang. Ini menjadi ajang yang sangat di tunggu-tungu masyarakat Aceh.Masyarakat
Aceh yang umum nya adalah masyarakat
yang masih memegang teguh nilai-nilai keislaman dan perjuangan akan melihat
sisi kandidat dengan bagaimana ia berperan dalam revolusi Aceh pra konflik dan
pasca konflik dan bagaimana pengetahuannya tentang islam dan pelaksanaan
syariat islam di Aceh.
Masyarakat
Aceh yang juga merupakan masyarakat yang simbolik,dalam artian masyarakat Aceh memilih,
lebih di karenakan di dorong oleh faktor
yang di anggap sebagai simbol kemegahan atau
pemersatu rakyat Aceh. Ini menyebabkan
pemilih di Aceh masih di anggap tidak rasionalistis. Akan tetapi pemilih di Aceh lebih cenderung kepada sikap
emosinal. Ini di sebabkan oleh calon pemilih di Aceh yang rata-rata adalah para
kaum yang tidak terpelajar atau memiliki riwayat pendidikan yang rendah. Dimana
kaum ini hanya menuntut ilmu hanya sampai jenjang SMP,SMA bahkan putus sekolah
sekali pun.para kaum ini akan cenderung memilih pemimpin yang cenderung identik
dengan perjuangan atau simbol-simbol yang di tampilkannya. Tetapi bukan karena mereka memiliki kemampuan dan pemahaman-pemahaman tentang konsep-konsep
pembangunan atau pemberdayaan masyarakat baik di bidang ekonomi,pendidikan, dan
kesehatan.
Oleh
sebab itu perang politik di Aceh bukan lah sebuah perang politik yang murni
karena pemilih nya memilih kandidat yang mampu menjangkau segala aspek dalam masyarakat
tetapi melain karena factor-faktor simbolik bahkan factor premodialisme.
Aceh
yang selama ini menjadi contoh daerah yang menganut sistem demokrasi yang cukup
terbuka di Indonesia belum mampu menunjukkan sebuah sistem pemilihan yang
rasionalis dan tidak di dorong oleh faktor-faktor tertentu. Hal ini sangat di sayang
kan dalam pembangunan Aceh kedepan. Karena jika para kandidat terpilih nanti,adalah
kandidat-kandidat yang tidak mengenal atau tidak mengerti dan memahami pola masyarakat.
maka akan menimbulkan kekacauan dalam pemerintahannya.
Oleh
sebab itu pemilih yang rasionalis sangat di perlukan dalam rangka membangun Aceh
ke depan. Karena dengan munculnya kaum pemilih yang rasionalis maka mereka tidak
memilih kandidat itu oleh simbol-simbol tertentu melainkan melihat nya dari
segi kemampuan dan kepahamannya tentang masyarakat.
Oleh
karena itu pada taanggal 9 april mendatang kita berharap bahwa masyarakat Aceh
bisa memilih kandidat-kandidat yang memiliki potensi,baik secara jasmani maupun
rohani dan tidak hanya meimiliki unsur-unsur simbolik semata. Karena dengan
terpilihnya kandidat Cagub/cawagub cabup/cawabup dan calkot/cawakot mendatang
akan menetukan arah Aceh kedepan. Maju kah Aceh atau terpuruk kah Aceh kedepan
adalah kita sebagai rakyat yang menetukan nya,benar atau tidak kah kita dalam
memilih kita akan melihat hasilnya 5 tahun kedepan. Jika gagal maka sebuah
kesengsaraan akan mebayangi kita sebagai mayarakat Aceh,dan jika yang terpilih
adalah pemimpin yang mampu menjangkau segala aspek dalam masyarakat Aceh maka
kemakmuran dan kesejahteraan lah yang akan kita terima.
Semoga
pengalaman kegagalan masa lalu bisa menjadi sebuah tolak ukur para pemilih
untuk memilih kandidat cagub dan cawagub juga cabub-cawabup atau calkot -cawalkot
untuk menetukan pilihan yang tepat. Karena dampak nya akan kita rasakan bersama
nanti. Kita berharap Aceh kedepan adalah Aceh baru, Aceh yang menjadi gerbang
dunia, Aceh yang bermartabat dan memiliki nilai jual yang mendunia juga sebagai
Aceh yang sejahtera.
0 komentar: