Fenomenologi
Ilustrasi oleh google |
Fenomenologi adalah salah satu pendekatan sosiologis dalam memahami suatu peristiwa atau fenomena dengan pendekatan ini peneliti berusaha untuk masuk lebih dalam dengan memahami respon pertama dari individu dalam memaknai peristiwa tersebut
Kehidupan sosial adalah hal yang dipaksakan oleh elemen dari luar/eksternal peristiwa tidak berjalan sendiri tapi sangat dipengaruhi oleh struktur-struktur eksternal di sekitar individu seperti keluarga, sekolah, lingkungan dll seperti yang dipahami oleh teori struktural, tapi kitalah yang membentuk kehidupan kita sendiri. Individu melakukan sesuatu karena mereka bebas untuk melakukan atau membentuk kehidupan sosial mereka,bukan karena paksaan tapi karena freewill atau kebebasan berkehendak atau memilih, individu itu sendiri yang membangun kontruksi tersebut, jadi kita memiliki pilihan untuk memilih dan membentuk kontruksi sosial atau kehidupan kita sendiri....dan suatu Namun teori fenomenologi lebih memusatkan perhatiannya pada individu tersebut dan mengesampingkan struktur lain. Individu bebas untuk berkehendak dan memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan dan berhak untuk menciptakan kehidupannya sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari pihak lain
Ketika hendak memahami suatu peristiwa dengan menggunakan pendekatan fenomenologi ini, peneliti hanya menfokuskan diri pada subjek tersebut, kenapa mereka mau melakukan itu,bukan apa yang mempengaruhi individu untuk melakukan hal tersebut dan berusaha melihat dari sudut pandang pelaku, yaitu bagaimana pelaku memaknai peristiwa tersebut dan apa kepuasan yang didapat ketika si individu melakukan hal tersebut.
Seorang ilmuwan sosial, dalam hal ini, tidak lebih tahu dari pada para pelaku dalam dunia sosial itu. Oleh karena itu, dengan cara tertentu ia harus masuk ke dalam dunia kehidupan yang unsur-unsurnya ingin ia jelaskan itu. Untuk dapat menjelaskan, ia harus memahaminya. Untuk memahaminya, ia harus dapat berpartisipasi ke dalam proses yang menghasilkan dunia kehidupan itu.
Namun Dibalik kelebihan-kelebihannya, fenomenologi sebenarnya juga tidak luput dari berbagai kelemahan. Tujuan fenomenologi untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama, ataupun ilmu pengetahuan, merupakan sesuatu yang absurd. Sebab fenomenologi sendiri mengakui bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak bebas nilai (value-free), tetapi bermuatan nilai (value-bound).
Bahwa tidak ada penelitian yang tidak mempertimbangkan implikasi filosofis status pengetahuan. Kita tidak dapat lagi menegaskan objektivitas atau penelitian bebas nilai, tetapi harus sepenuhnya mengaku sebagai hal yang ditafsirkan secara subjektif dan oleh karenanya status seluruh pengetahuan adalah sementara dan relatif dan akibatnya hasil penelitian fenomenologi tidak pernah terwujud.
Fenomenologi memberikan peran terhadap subjek untuk ikut terlibat dalam objek yang diamati, sehingga jarak antara subjek dan objek yang diamati kabur atau tidak jelas. Dengan demikian, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan cenderung subjektif, yang hanya berlaku pada kasus tertentu, situasi dan kondisi tertentu, serta dalam waktu tertentu, Dengan kata lain pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi.
CONTOH KASUS
Curt Cobain adalah salah satu personel grup musik Nirvana yang berasal dari AS yang mati karena overdosis heroin pada usia relatif muda yaitu 25 tahun (1967-1992), kematiannya sontak membuat berbagai kalangan kaget tak percaya karena dia sedang dalam puncak kariernya sebagai pemusik yang digandrungi para fansnya.Curt tewas dengan kondisi yang mengenaskan dengan kandungan heroin di atas tampal batas,Curt juga dikenal sebagai pemakai/pecandu berat.[1]
Curt Cobain adalah seorang individu juga sebagai publik figur yang mempunyai beragam masalah pribadi yang sangat complicated yang mengakibatkan dia menjadi tertekan dan akhirnya ‘bunuh diri’ dengan lari kepada obat-obatan terlarang.
Kasus ini bertolak belakang dengan hasil penelitian EmilyDurkhem yang menyeimpulkan penyebab bunuh diri adakah karena individu tersebut biasanya disingkirkan dari masyarakat sehingga mengalami tekanan yang tidak mampu untuk dikendalikan dan akhirnya Bunuh diri. Curt Cobain malah sedang dipuja-puja diseluruh dunia dengan bakatnya dibidang musik yang menjadikan dia sebenarnya tidak sendirian. namun, karena masalah-masalah pribadi yang terus menghantuinya menjadikannya terasing dari kehidupannya sendiri.
Jika dilihat dari perspektif fenomenologis, yang menekankan pada bagaimana individu tersebut memaknai fenomena yang dilakukannya dengan respon pertama, kita harus melihat dan masuk lebih dalam kepada individu tersebut,,kenapa dia mau melakukan hal yang konyol tersebut,padahal dia telah berada pada puncak kejayaannya sebagai pemusik,,apa makna bagi dia ketika memutuskan melakukan hal tersebut, tentunya dengan pendekatan Fenomenologi yang mengenyampingkan pengaruh atau tuntutan yang berasal dari luar individu.
Dari buku biografi tentang kehidupannya yang berjudul Hevier than Heaven dapat kita tarik memaknai kesuksesan yang diraihnya tidak bermakna apa-apa bagi dirinya dan tidak mampu menyelesaikan persoalannya dan ternyata sebelumnya dia telah melakukan percobaan bunuh diri beberapa kali namun masih bisa diselamatkan.tekanan yang dirasakan seorang publik figur, tidaklah sama dengan apa yang dirasakan oleh kalangan masyarakat biasa,artinya tekanan itu tergantung dengan posisi apa yang diraih dan diduduki oleh si individu.
Curt merasa dialah yang dapat membentuk kehidupannya sendiri,bukan para penggemar yang mengelu-elukan dia,dan dia merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.dan akhirnya memutuskan untuk memilih “kehidupannya” sendiri yaitu dengan cara menyuntikkan heroin secara berlebihan yang berujung pada overdosis dan tewas dengan mengenaskan.
kurt bukan curt
BalasHapus