Tips anak IPA yang kuliah di jurusan IPS

Lena, Ririn dan Fitri (Mahasiswi Sosiologi 2010)
1. Rajin-rajinlah membaca buku tentang teori-teori maupun konsep. Now !
         Dalam ranah sosial, pengetahuan tentang konsep dan teori merupakan hal yang sangat penting, karena dari sanalah dasar pijakan argumentasi berasal. Mungkin mulanya cukup sulit, namun dengan membiasakan diri membaca berbagai buku tersebut setiap hari, pola pikir akan semakin berkembang dan terasah. Jika tidak dari sekarang, kapan lagi? Semester awal adalah saat yang tepat untuk memupuk pengetahuan dan membentuk pola pikir baru di perkuliahan.

2.  Berlatih menulis essai
         Jangan remehkan kegiatan yang satu ini. Bagi anak IPA yang sejak dulu terbiasa meringkas rumus dan menyederhanakan suatu problem pelajaran menjadi poin-poin, mungkin kegiatan menulis essai mulanya akan menjadi pekerjaan yang cukup sulit—mengingat sebagian besar UTS dan UAS nanti membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian panjang.

Jawaban uraian panjang yang dimaksud (salah satu contohnya) adalah uraian tentang bagaimana menyikapi suatu masalah terkait peristiwa penting yang sedang terjadi dalam masyarakat akhir-akhir ini, atau sebaliknya, tentang bagaimana suatu konsep/ teori diaplikasikan dalam kasus/ peristiwa/ masalah tertentu.

Ketika terdapat perintah soal “Jelaskan…” maka yang dimaksud adalah penjelasan kasus dikaitkan dengan landasan konsep atau teori. Ingat bahwa konsep adalah landasan berpikir mahasiswa ilmu sosial, oleh sebab itu argumen yang ‘ngalor-ngidul’ tanpa alur dan landasan yang jelas tidak dibenarkan.

Membuat jawaban essai yang baik bukan berarti harus selalu panjang dan memenuhi 4 halaman kertas folio bolak-balik, tapi terarah dan jelas. Jangan khawatirkan teman-temanmu yang ‘kerajinan’ menambah kertas Jika essaimu padat, jelas, ‘berisi’, dan mengacu pada konsep/ teori yang sesuai, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Belum tentu ‘mereka yang menjawab berlembar-lembar’ itu dapat nilai terbaik.


3. Selalu up to date terhadap peristiwa di masyarakat
        Sebagai mahasiswa/i ilmu sosial, sudah sewajarnya kamu ‘mempersenjatai’ dirimu dengan berbagai informasi terbaru mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Contohnya, taukah kamu tentang kasus tawuran antara siswa SMAN 4 Banda Aceh dengan SMAN 8 Banda Aceh yang belum lama ini terjadi? Bagaimana kita melihatnya dari sisi akademisi? Di mana seharusnya kita berpihak? Dari satu peristiwa tersebut ada banyak hal yang dapat dianalisis dan ‘dikupas’ dari kacamata sosial, politik, maupun budaya. Bagaimana dengan peristiwa yang lainnya? Tentunya ini akan menjadi hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan dalam perkuliahan.
     
       Juga jangan lupakan pengaruh media massa dan jejaring sosial. Sering-seringlah menyimak berita (baik cetak, elektronik, maupun online) dan memantau timeline/ newsfeed-mu karena mungkin saja ada banyak peristiwa penting yang sayang untuk dilewatkan.

4. Diskusi, biasakan melihat satu masalah dari banyak sisi
       Masih terkait dengan tips sebelumnya, perlu diingat bahwa di fakultas sosial terdapat keragaman budaya yang amat luar biasa. Segala macam karakter manusia dengan latar belakangnya yang berbeda-beda, ada. Kamu bukan hanya ‘dituntut’ untuk bisa berbaur dalam keragaman itu, tapi juga memahami peranmu di dalamnya, dan bagaimana kamu dapat menempatkan diri—terutama ketika berada dalam sebuah diskusi. Dalam melihat suatu masalah/ peristiwa, biasakan melihat dari berbagai sisi lain, seperti aspek ekonomi, agama, politik, sosial, atau budayanya. Ketika timbul perbedaan argumen, coba pertimbangkan, dan lihat bahwa akan muncul pula opsi-opsi alternatif yang tidak kalah menarik. Jadikan perbedaan pendapat dalam diskusi sebagai sesuatu yang wajar, karena begitulah hidup bermasyarakat.
        Transisi dari seorang siswa SMA menjadi seorang mahasiswa tentunya tidak mudah, apalagi ditambah dengan latar belakang pengetahuan yang, katakanlah, tidak relevan. Terlepas dari apa alasan dibalik jurusan/ fakultas pilihanmu saat ini, yang terpenting sekarang adalah bagaimana kamu dapat menjalani hal tersebut dengan bertanggung jawab. Bukan begitu?

0 komentar: