Program Studi Sosiologi Unsyiah Gelar Kuliah Umum


Kamis, 3 Oktober 2013.
PROGRAM Studi Sosiologi Universitas Syiah Kuala menggelar kuliah umum, Kamis 3 Oktober 2013. Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Dr.  Hempri Suyatno dan Dra. Agnes Sunarti Ningsih. MS dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kuliah umum yang digelar di Aula FISIP Unsyiah ini bertema kemiskinan dalam perspektif pembangunan sosial. Acara ini diikuti oleh 250 mahasiswa Program Studi Sosiologi serta mahasiswa Prodi Ilmu Politik dan ilmu Komunikasi.
Ketua Program Studi Sosiologi, Khairulyadi, MHSc, mengatakan kuliah umum ini merupakan kegiatan rutinitas Prodi Sosiologi. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa dengan menghadirkan pakar dari universitas lainya.
“Kuliah umum ini merupakan rutinitas tahunan Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah. Kuliah umun ini juga memiliki nilai positif dalam rangka menyiapkan visitasi akreditasi program studi sehingga kuliah umum ini akan sering dilakukan untuk menghadapi akreditasi dari BAN PT,” kata Khairulyadi seraya menambahkan akreditasi Program Studi Sosiologi diupayakan harus mendapatkan akreditasi B.
Sementara itu, Dra. Agnes Sunarti Ningsih MS, dalam materinya menyampaikan bahwa timbulnya kemiskinan dikarenakan konsep kaya dan miskin  berkembang  berdasarkan atas sistem ekonomi  yang berlaku dan tereproduksi dalam proses perkembangan masyarakat. “Terminologi ini berkembang tidak hanya pada masyarakat tetapi juga nagara, yakni negara kaya dan negara miskin,” kata dia.
Sedangkan pemateri kedua, Dr. Hempri Suyatna, mengatakan tingkat kesenjangan kemiskinan di Indonesia masih signifikan di tingkat propinsi. Di antara 33  propinsi, 17 propinsi  memiliki tingkat kemiskinan di bawah rata-rata nasional.
“Ada 16 propinsi yang memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional. Provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan dua kali lipat daripada rata-rata nasional adalah Papua (36,80 persen), Papua Barat (34,48%) dan Maluku (27,74%),” kata dia.
Sedangkan provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan di atas standar nasional adalah Aceh, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.

Untuk mengatasi persoalan kemiskinan tersebut, Hempri memberikan rekomendasi. Pertama, perkuat akses material, dan kedua adalah penguatan fasilitasi pemberdayaan.”Terakhir memperkuat jaminan sosial,” kata dia.[] (mrd).
Sumber : atjehpost.com

0 komentar: